Blog

Meletakkan Tujuan Akhir Pengasuhan

Ku anfusakum wa ahlikum naaro .... Penggalan al-Qur’an surat at-Tahrim ayat 6 tersebut tentu sudah familiar di telinga seluruh keluarga muslim. Penggalan ayat tersebut memiliki arti jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. Menjadi sebuah kewajiban bagi setiap Muslim menghindarkan diri dan keluarganya dari segala dosa yang mengantarkannya pada sentuhan api neraka. Pengertian setiap Muslim terhadap ayat ini setidaknya memberikan pemahaman bahwa hanya pasangan yang hebatlah diharapkan mampu bekerjasama dalam menghindarkan diri dan keluarga dari sentuhan api yang sangat panas tersebut.

Tahap perencanaan pengasuhan anak menjadi penting untuk tercapainya tujuan keselamatan dunia akhirat. Tujuan Akhir setiap pasangan adalah selamat di akhirat, berkumpul bersama pasangan dan anak di Surga Allah. Setiap manusia, laki-laki dan perempuan, meletakkan tujuan akhir dari perencanaan pengasuhan anak adalah mengantarkan keluarga (pasangan dan anak) terhindar dari api neraka. Inilah yang harus dihadirkan oleh setiap orang yang berpikir positif terhadap tujuan akhir mendidik anak! Memikirkan (menghadirkan / melihat) keluarga (anak) yang selamat dunia dan akhirat. Melihat secara nyata, menggenggam tangan anak di Surga, dalam pikiran. Kemampuan ini adalah kemampuan berfikir positif, palettu alemu riolo tejjokamu, hantarlah anak kita berada pada keselamatan di akhirat kelak. Kalau orang tua mengantarkan anak tentu sebagai ayah dan ibu juga berada bersama anak.

Tujuan akhir keluarga Muslim adalah Ku anfusakum wa ahlikum naaro. Bagian penentuan tujuan akhir ini adalah langkah pertama dalam melaksanakan palettu alemu riolo tejjokamu. Kedua adalah membayangkan diri (orang tua dan keluarga) telah sampai di tujuan akhir tersebut, dan bagaimana melewati strategi perencanaan yang telah dirancang. Ketiga adalah orang tua menciptakan suatu gambaran mental yang jelas tentang tujuan akhir, seakan-akan hal itu telah terealisasi. Keempat, tambahkan emosi atau suasan hati ketika telah mencapai tujuan akhir.

Palettu alemu riolo tejjokamu membantu orang tua untuk:

  • Memberikan gambaran jelas atas sasaran atau tujuan akhir yang akan dicapai

  • Memudahkan untuk mencapai apa yang menjadi goal / tujuan akhir

  • Mengaktifkan pikiran sadar dan bawah sadar untuk bekerja mewujudkan tujuan akhir

  • Melepaskan banyak potensi mental yang akan ikut membantu

  • Mempercepat terealisasinya tujuan akhir

Secara operasional, untuk melakukan palettu alemu riolo tejjokamu, dapat dilakukan dengan beberapa cara (dimodifikasi dari buku Endra K. Prihadhi):

  • Memanjangkan visualisasi, yaitu kemampuan orang tua mendurasikan menahan gambar atau kondisi dalam pikiran.

  • Frekuensi visualisasi, yaitu kemampuan orang tua dalam mempertahankantingkat keseringan dalam mempertahankan gambar (tujuan akhir) dalam pikiran sepanjang hari.

  • Intensitas visualisasi, yaitu kemampuan orang tua dalam memperbanyak emosi yang terhubung dengan gambar yang dipertahankan dalam pikiran.

  • Kecerahan visualisasi, yaitu kemampuan orang tua dalam memperjelas gambaran mental tersebut dalam pikiran.

  • Tuliskan/gambarkan, yaitu akan lebih baik apabila dituliskan atau digambarkan dan di tempel di ruang yang bisa terbaca.

Cobalah: Berfikir positif terhadap tujuan akhir dilakukan sambil berdoa pada Pemilik Semesta. Bisa dilakukan saat setelah salat dengan mengucapkan dan menghadirkan atau memvisualisasikan keberhasilan anak di dunia dan keselamatan anak di akhirat.