Blog

big

Perjalanan Isra' Mi'raj: Pelajaran Pengasuhan Anak

Tulisan ini sebagai inspirasi dari khutbah Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag., M.Si (Guru besar Psikologi Islam UIN Syarif Hidayatullah) yang menjadi khatib salat Jumat di Masjid Al Wasilah IAIN Parepare, 17 Januari 2025. Saya membaca dan memiliki buku beliau berjudul Teori Kepribadian Perspektif Psikologi Islam edisi kedua terbit tahun 2017. Buku ini menginspirasi kami dalam kajian pengasuhan. Kajian beliau tentang kepribadian manusia yang membagi 3 struktur yakni jizim, roh, dan nafs. Struktur kepribadian ini kami kembangkan dalam buku, jurnal, dan program lembaga kami mengintegrasikan dengan budaya Bugis. Jizim dikenal sebagai rupa tau, roh dikenal sebagai tau, nafs dikenal sebagai tau-tau. 

Pada khutbah di masjid kampus IAIN Parepare, beliau mengungkapkan bahwa dalam perjalanan Isra' Mi' raj, Muhammad ditemani oleh 3 tiga yaitu Jibril, Mikail, dan burag. Jibril sebagai simbol ilmu pengetahuan, dipahami karena sebagai pengantar wahyu, mikail sebagai simbol ekonomi, dipahami karena sebagai pembagi rejeki dan burag sebagai simbol teknologi, dipahami karena kendaraan Nabi melakukan perjalanan. Dalam riwayat lain kami dapatkan Malaikat Israfil juga ikut serta dengan Mikail. Israfil sebagai malaikat pertama yang selalu siap melaksanakan tugasnya meniup sangkakala, dimaknai disebagai simbol spiritualitas. Tulisan ringan ini menyajikan makna isra mi'raj dalam kaitannya dengan pengasuhan.

Pengasuhan anak bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga membentuk karakter dan mempersiapkan masa depan. Dalam konteks ini, peristiwa Isra' Mi'raj menawarkan inspirasi mendalam. Empat simbol yang terkait dengan peristiwa tersebut - Jibril, Mikail, Israfil, dan Buraq - dapat diinterpretasikan sebagai representasi ilmu pengetahuan, ekonomi, spiritualitas, dan teknologi. Koneksi ini memberikan wawasan berharga bagi orang tua dalam mengemban tanggung jawab pengasuhan.

Jibril, simbol ilmu pengetahuan, mengingatkan kita akan pentingnya pengetahuan dalam pengasuhan. Orang tua harus memperoleh pengetahuan tentang pengasuhan yang tepat, memahami perkembangan anak, dan mengembangkan keterampilan parenting. Hal ini memungkinkan membuat keputusan yang bijak dan memberikan bimbingan yang efektif. Dengan demikian, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang cerdas, kreatif, dan inovatif. Pengetahuan ini juga membantu orang tua menghadapi tantangan pengasuhan dengan percaya diri.

Mikail, simbol ekonomi, mengingatkan kita akan pentingnya menyiapkan kebutuhan dasar anak, seperti sandang, pangan, dan papan. Sementara itu, Israfil, simbol spiritualitas, mengajarkan kita untuk mendekatkan anak dengan nilai-nilai agama dan moral. Keseimbangan antara kebutuhan material dan spiritual sangat penting dalam pengasuhan. Orang tua harus menjamin bahwa anak-anak tidak hanya memiliki kebutuhan dasar yang terpenuhi, tetapi juga dibimbing untuk mengembangkan karakter yang baik dan memahami nilai-nilai spiritual. Hal ini membantu anak-anak mengembangkan rasa empati, kepedulian, dan tanggung jawab sosial.

Buraq, simbol teknologi, mengingatkan kita akan pentingnya mempersiapkan anak untuk menghadapi tantangan masa depan. Orang tua harus memperkenalkan anak-anak dengan teknologi dan keterampilan yang relevan, sehingga siap menghadapi persaingan global. Ini juga termasuk mengembangkan keterampilan hidup, seperti berpikir kritis, kerja sama, dan adaptasi. Dengan mempersiapkan anak-anak untuk masa depan, orang tua membantu mencapai potensi maksimal dan menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat.

Pengasuhan anak yang efektif memerlukan keseimbangan antara ilmu pengetahuan, ekonomi, spiritualitas, dan teknologi. Simbol-simbol Isra' Mi'raj memberikan inspirasi yang mendalam bagi orang tua untuk mempersiapkan anak-anak menjadi individu yang cerdas, kreatif, dan berakhlak baik. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat membentuk generasi masa depan yang siap menghadapi tantangan dan mencapai kesuksesan yang membahagiakan.